Thursday, July 5, 2012

TATA SURYA DAN ASAL USULNYA

sesuatu yang menarik adalah sesuatu yang belum kita ketahui seluruhnya dan salah satu tempat yang masih banyak sekali menyimpan misteri adalah tempat dimana bumi kita "tinggal" yaitu Luar Angkasa., dalam tulisan ini akan saya berikan ulasan sedikit mengenai tempat tinggal bumi kita dan asal usulnya.., cek it dot...




Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet krdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor,asteroid,komet) lainnya.


Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km) [merupakan planet bagian dalam], Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto(5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).


itulah tata surya kita.., tetapi pertanyaannya sekarang adalah "kok bisa ada tata surya ya?" Nah menurut para ilmuan ada sedikitnya 6 hipotesis/teori mengenai asal usul tata surya yang akan dijelaskan di bawah ini..


1. HIPOTESIS NEBULA 

Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1722) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1755. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu,es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka. Jadi singkatnya Hipotesis Nebula ini terjadi dalam 3 tahap:                     
                                                                                                      Pierre Marquis de Laplace              

 1) Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu besar


Immanuel Kant
 2) Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian memebentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lain pun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut planet, bergerak mengelilingi matahari.
       
 3) Materi- Materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit         yang tetap dan membentuk susunan keluarga     matahari                                                                                                                                                                            

2. HIPOTESIS PLANETISIMAL

 Forest R. Moulton                                                                               Thomas C. Chamberlin
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama proses internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. 
Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.



3. HIPOTESIS PASANG SURUT BINTANG

James Jeans                                                                                                         Harold Jeffreys
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada Matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak     
mungkin terjadi.Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.                                                                                    
                                                            Henry Norris Russell



                                       

4. HIPOTESIS KONDENSASI

Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

5. HIPOTESIS BINTANG KEBAR


Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956 Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.






 lebih jauh lagi ternyata tata surya kita hanya menempati ruangan sempit dalam alam semesta., Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi. Nah untuk asal usul Alam Semesta saya akan jelaskan dengan sebuah teori yang telah diakui oleh ilmuan

TEORI BIG BANG  

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Georges Lemaitre, seorang biarawan katolik Roma Belgia.
Big Bang adalah istilah untuk menggambarkan suatu ledakan yang sangat besar. Beberapa ilmuan percaya bahwa tata surya kita ini dulunya merupakan suatu bintang yang ukurannya sangat besat. Dalam kurun waktu beberapa juta tahun, umur bintang tersebut habis dan meledak.
Ledakan yang ditimbulkan sangatlah dahsyat karena ukuran dan energi yang dimiliki bintang tersebut. Ledakanya setara dengan kali  5 x 1025 kekuatan bom nuklir sebesar 1 ton. Partikel-partikel yang terlontar akibat ledakkan tersebut menyatu dan memadat akibat gaya gravitasi dan energi dari ledakan tersebut lalu jadilah benda-benda langit seperti yang kita ketahui sekarang

No comments:

Post a Comment